Selasa, 27 Juni 2023

Tugas Pendahuluan 2 Modul 4




1. Kondisi [Kembali]

Percobaan 2 Kondisi 12
Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan 2 dengan menggunakan IC 4511 dan seven segment common katoda

2. Gambar Rangkaian Simulasi [Kembali]


3. Video Simulasi [Kembali]




4. Prinsip Kerja [Kembali]

Pada rangkaian ini terdapat Switch SPDT sebagai inputan dari IC 4511, kaki Switch SPDT yang terhubung dengan power supply berfungsi sebagai pengindikasi logika 1, sedangkan yang terhubung dengan ground berfungsi sebagai logika 0. Di sini SW 8, SW9, SW10, SW11 terhubung dengan inputan A, B, C, D pada IC 4511. SW12 terhubung dengan LT (lamp test) yang berguna  dalam melakukan pengecekan terhadap lampu seven segment. SW 13 terhubung dengan BL (blanking) yang berfungsi dalam menghasilkan output berlogika 0 pada IC 4511. SW 14 terhubung dengan LE, LE ini akan berfungsi untuk menyimpan kode pada BCD (Binary Coded Decimal). Jika terminal LT, BL, dan LE dalam  keadaan off, maka yang terjadi pada IC 4511 adalah inputan A, B, C, D akan menjadi acuan terhadap biner yang akan mengubah angka pada seven segment. Jadi, pada IC 4511 ini hanya bisa menampilkan angka 0 sampai 9.

Pada rangkaian ini kita menggunakan seven segment katoda, dikarenakan seven segmentnya terhubung ke ground, maka inputannya itu memiliki prinsip kerja aktif high, yaitu aktif saat berlogika 1.

5. Link Download [Kembali]

Download file HTML [disini]
Download file rangkaian [disini]
Download file video simulasi [disini]
Download Datasheet switch SPDT [klik di sini]
Download datasheet IC 4511 [disini]
Download datasheet Seven Segment [disini]











Tugas Pendahuluan 1 Modul 4




1. Kondisi [Kembali]

Percobaan 1 Kondisi 11
Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan 1 dengan output di output dibatasi sampai 1010.

2. Gambar Rangkaian Simulasi [Kembali]



3. Video Simulasi [Kembali]


4. Prinsip Kerja [Kembali]

Pada rangkaian ini terdapat 7 buah switch SPDT, dimana masing-masing kaki switch SPDT ada yang terhubung ke power supply +5V dan ada yang terhubung dengan ground. Kaki yang terhubung ke power supply berfungsi sebagai pengindikasi logika 1, sedangkan kaki yang terhubung dengan ground berfungsi sebagai pengindikasi logika 0. Switch SPDT 1 terhubung dengan kaki set JK flip flop keempat. Switch SPDT 2 terhubung dengan kaki set JK flip flop ketiga. Switch SPDT 3 terhubung dengan kaki set JK flip flop kedua. Switch SPDT 4 terhubung dengan kaki set JK flip flop pertama. Switch SPDT 5 terhubung dengan salah satu kaki input gerbang AND. Kaki input gerbang AND yang lain terhubung dengan inputan clock. Switch SPDT 6 terhubung dengan kaki inputran J dan K, namun sebelum masuk ke kaki inputan K, diberi gerbang NOT terlebih dahulu agar inputan J dan K tidak sama. Jika inputan J dan K memiliki inputan 1 dan 1, maka outputnya akan terjadi toogle. Jika inputan J dan K memiliki inputan 0 dan 0, maka outputnya tidak mengalami perubahan. Switch SPDT 7 terhubung dengan kaki reset JK flip flop pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Kaki set dan reset akan diatur menjadi logika 1 agar tidak aktif, karena di sini kaki set dan reset memiliki prinsip kerja aktif low. Dikarenakan kaki set dan reset tidak aktif, maka yang berpengaruh terhadap output JK flip flop adalah inputan J,K dan clocknya.

JK flip flop pertama, kedua, ketiga, keempat akan mendapatkan inputan clock dari output gerbang AND. Agar inputan clock pada JK flip flop aktif atau berlogika 1, maka kita harus mengatur Switch SPDT 5 terhubung dengan power supply, sehingga memberikan indikasi logika 1. Jadi, saat clock inputan pada kaki gerbang AND berlogika 1 dan kaki inputan gerbang AND yang satunya (berasal dari Switch SPDT 5) juga berlogika 1, maka akan menghasilkan output berlogika 1, ini yang akan menjadi inputan pada clock JK flip flop. Inputan J dan K flip flop kedua dan seterusnya, berasal dari output Q dan Q' flip flop sebelumnya.

Sesuai dengan kondisi percobaan, kita harus membuat outputnya dibatasi sampai 1010. Rangkaian ini termasuk ke dalam rangkaian shift register dengan jenis SISO (Serial In Serial Out), yaitu jenis shift register yang melakukan pengiriman data secara serial dan mengeluarkan data secara serial. Data akan masuk pertama kali yaitu yang LSBnya, dan terakhirnya baru MSB.

5. Link Download [Kembali]

Download file HTML [disini]
Download file rangkaian [disini]
Download file video simulasi [disini]
Download datasheet JK Flipflop [disini]
Download datasheet gerbang AND [disini]
Download Datasheet Gerbang NOT [klik disini]
Download Datasheet switch SPDT [klik di sini]
Download Datasheet logicprobe [klik di sini]









Modul 4

 MODUL 4

 "Shift Register dan Seven Segment"




1. Tujuan
[Kembali]

  1. Merangkai dan Menguji Shift Register.
  2. Merangkai dan Menguji aplikasi Shift Register pada Seven Segment

2. Alat dan Bahan [Kembali]
  • Panel DL 2203C 
  • Panel DL 2203D
  • Panel DL 2203S
  • Jumper
Gambar 1.1 Module D'Lorenzo

Gambar 1.2 Jumper

3. Dasar Teori [Kembali]

Shift Register
Register geser (shift register) merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Tampilan pada layar kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Register geser juga dapat digunakan untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri. Ada empat tipe register yang dapat dirancang dengan kombinasi masukan dan keluaran dan kombinasi serial atau paralel :
1. Serial in serial out (SISO)  
Pada register SISO, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur keluaran juga berjumlah satu. Pada jenis register ini data mengalami pergeseran, flip flop pertama menerima masukan dari input, sedangkan flip flop kedua menerima masukan dari flip flop pertama dan seterusnya.

 
Gambar 3.1 Serial In Serial Out

2. Serial in paralel out (SIPO)  
Register SIPO, mempunyai satu saluran masukan saluran keluaran sejumlah flip flop yang menyusunnya. Data masuk satu per satu (secara serial) dan dikeluarkan secara serentak (secara paralel). Pengeluaran data dikendalikan oleh sebuah sinyal kontrol. Selama sinyal kontrol tidak diberikan, data akan tetap tersimpan dalam register.


Gambar 3.2 Serial In Paralel Out

3. Paralel In Serial Out (PISO)  
Register PISO, mempunyai jalur masukan sejumlah flip flop yang menyusunnya, dan hanya mempunyai satu jalur keluaran. Data masuk ke dalam register secara serentak dengan di kendalikan sinyal kontrol, sedangkan data keluar satu per satu (secara serial).

 
Gambar 3.3 Paralel In Serial Out
4. Paralel In Paralel Out (PIPO)  
Register PIPO, mempunyai jalur masukan dan keluaran sesuai dengan jumlah flip flop yang menyusunnya. Pada jenis ini data masuk dan keluar secara serentak.  


Gambar 3.4 Paralel In Paralel Out

                                        
Seven Segment
Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7-segmen atau dot matriks. Jenis 7segmen, sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang yang disusun membentuk angka 8 seperti ditunjukkan pada gambar 3.1. Menurut kesepakatan, huruf-huruf yang diperlihatkan dalam Gambar 3.1 ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9,  juga bentuk huruf A sampai F (heksadesimal).
Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD ke 7-segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7-segmen.

Gambar 3.5 Rangkaian Seven Segment Common Katoda


Gambar 3.6 Rangkaian Seven Segment Common Anoda

4. Percobaan [kembali]
4.5 Prosedur Percobaan
    4.5.1 Percobaan 1 Serial In /Serial Out , Paralel In/Serial Out dan Paralel In/Paralel Out Shift register dengan kapasitas 4 bit.
1. Matikan power supply modul.
2. Buatlah rangkaian seperti pada rangkaian percobaan dibawah ini.
3. Variasikan input switch sesuai dengan jurnal
4. Berikan keterangan pada jurnal sesuai output yang didapat.

    4.5.2 Percobaan 2 Decoder BCD Seven Segment
1. Buatlah rangkaian seperti pada rangkaian dibawah ini.
2. Variasikan switch B0 sampai B6 sesuai dengan jurnal cek output yang terjadi


    4.5.3 Percobaan 3 Aplikasi counter decimal dari rangkaian decoding display seven segment
1. Buatlah rangkaian seperti pada rangkaian dibawah ini.
2. Set B0 dan B1 berlogika 1 dan set retoring counter pada decimal yang diinginkan. Selanjutnya B1 berlogika 1 cek output yang terjadi.

Jumat, 16 Juni 2023

Laporan Akhir 2 Modul 3




1. Jurnal
[Kembali]





2. Alat dan Bahan [Kembali]
Modul D'Lorenzo

1. Panel DL 2203C 
2. Panel DL 2203D 
3. Panel DL 2203S
4. Jumper

Kabel jumper adalah suatu istilah kabel yang ber-diameter kecil yang di dalam dunia elektronika digunakan untuk menghubungkan dua titik atau lebih dan dapat juga untuk menghubungkan 2 komponen elektronika. Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi male to male pada kedua ujung kabelnya

5. IC74LS90

IC 74LS90 adalah rangkaian terpadu (integrated circuit) berupa counter asinkron desimal yang umum digunakan dalam aplikasi elektronika digital. IC ini termasuk dalam keluarga TTL (transistor-transistor logic) dan dirancang untuk beroperasi dengan catu daya 5 volt.

Berikut adalah beberapa fitur dan karakteristik utama dari IC 74LS90:

  1. Counter Desimal: 74LS90 adalah counter desimal 4-bit yang dapat menghitung dari 0 hingga 9 secara berurutan.

  2. Clock Input: IC 74LS90 memiliki input clock (CLK) yang digunakan untuk mengatur perubahan keadaan pada output counter. Setiap naiknya sinyal clock akan menyebabkan counter bertambah satu nilai.

  3. Output: IC ini memiliki empat output BCD (Binary Coded Decimal) yaitu Q1, Q2, Q3, dan Q4. Output ini merepresentasikan nilai desimal yang sedang dihitung oleh counter.

  4. Reset: 74LS90 memiliki input reset (RST) yang digunakan untuk mengatur ulang counter ke nilai awal, yaitu 0.

  5. Carry Output: IC ini juga memiliki output carry (CO) yang memberikan sinyal carry ketika counter melewati nilai 9 dan kembali ke nilai 0. Output ini berguna untuk menghubungkan beberapa counter secara kaskade.

  6. Tegangan Operasi: 74LS90 beroperasi dengan tegangan catu daya 5 volt (VCC = 5V). Penting untuk memberikan catu daya yang stabil dalam rentang tegangan yang ditentukan untuk operasi yang benar.

  7. Konfigurasi Pin: IC ini biasanya tersedia dalam paket dual in-line 14-pin (DIP), di mana pin dipetakan untuk berbagai input, output, dan koneksi catu daya.


6. IC7493

IC 7493 adalah sebuah rangkaian terpadu (integrated circuit) yang berfungsi sebagai counter biner asinkron 4-bit. IC ini merupakan bagian dari keluarga TTL (transistor-transistor logic) dan biasanya digunakan dalam aplikasi elektronika digital. IC 7493 dirancang untuk beroperasi dengan tegangan catu daya 5 volt.

Berikut ini adalah beberapa fitur dan karakteristik utama dari IC 7493:

  1. Counter Biner: IC 7493 adalah sebuah counter 4-bit yang dapat menghitung secara asinkron dalam sistem biner. Artinya, IC ini dapat menghasilkan keluaran berupa kombinasi 4-bit yang merepresentasikan nilai biner dari 0 hingga 15.

  2. Input Clock: IC 7493 memiliki input clock (CLK) yang digunakan untuk mengatur perubahan keadaan pada output counter. Setiap naiknya sinyal clock akan menyebabkan counter bertambah satu nilai.

  3. Output: IC ini memiliki empat output yang merepresentasikan keluaran 4-bit dari counter biner. Output ini diberi label sebagai A, B, C, dan D. Dengan menggunakan kombinasi output ini, kita dapat membaca nilai biner yang sedang dihitung oleh counter.

  4. Reset: IC 7493 memiliki input reset (RST) yang digunakan untuk mengatur ulang counter ke nilai awal, yaitu 0000 (nilai biner 0).

  5. Ripple Carry Output: IC ini juga memiliki output carry (CO) yang memberikan sinyal carry ketika counter mencapai nilai maksimum (1111) dan kembali ke nilai awal (0000). Output ini berguna ketika menggunakan beberapa IC 7493 secara kaskade untuk membentuk counter yang lebih besar.

  6. Tegangan Operasi: IC 7493 beroperasi dengan tegangan catu daya 5 volt (VCC = 5V). Pastikan untuk memberikan catu daya yang stabil sesuai dengan rentang tegangan yang ditentukan agar IC berfungsi dengan benar.

  7. Konfigurasi Pin: IC ini biasanya tersedia dalam paket dual in-line 14-pin (DIP), di mana pin dipetakan untuk berbagai input, output, dan koneksi catu daya.


7. SWITCH SPDT
SPDT adalah singkatan dari Single Pole Double Throw. Switch jenis ini dapat menghubungkan dan memutuskan satu sambungan arus listrik pada dua arah sambungan.



8. POWER DC (VCC)
Vcc berfungsi untuk memberikan tegangan kepada input, dimana disini diberikan kepada switch SPDT.



9. LOGICPROBE
Logic Probe adalah logic yang berfungsi sebagai keluaran/display


3. Rangkaian Simulasi [Kembali]


4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]

Pada rangkaian ini terdapat SW-SPDT, dimana kaki yang terhubung dengan power supply berfungsi sebagai pengindikasi logika 1 dan kaki yang terhubung dengan ground berfungsi sebagai logika 0. Di sini terdapat 2 buah ic, yaitu 74LS90 dan 7493. Selain itu, di sini juga menggunakan logicprobe sebagai output akhir yang berfungsi untuk menampilkan angka perhitungan dari counter. Rangkaian ini termasuk ke dalam rangkaian counter asyncronous, artinya hanya flip-flop pertama yang mendapatkan sinyal clock atau tegangan awal dari clock, sedangkan flip-flop selanjutnya clocknya berdasarkan output dari flip-flop sebelumnya. 

Pada rangkaian percobaan 2a, CKA dan CKB sama sama mendapatkan sinyal clock atau tegangan awal dari clock, namun terminal CKBnya tidak terhubung dengan output Q0 dan output QA, sehingga akan menghasilkan perhitungan yang acak atau tidak berurutan. Hal ini dikarenakan CKB itu hanya memengaruhi output Q1,Q2,Q3 pada IC 74LS90 atau hanya memengaruhi output QB, QC, QD pada IC 7493. Jadi, karena CKB tidak disambungkan ke Q0 dan QA, akan menyebabkan perhitungannya acak.

Pada rangkaian percobaan 2b, yang mendapatkan sinyal clock dari clock hanya CKA. Sedangkan CKB mendapatkan inputan clock yang berasal dari output CKA yaitu QO pada IC 74LS90 dan QA pada IC 7493. Terminal CKBnya terhubung dengan output Q0 dan output QA, sehingga akan menghasilkan perhitungan berurutan. Hal ini dikarenakan CKB itu hanya mempengaruhi output Q1,Q2,Q3 pada IC 74LS90 atau QB, QC, QD pada IC 7493. Jadi, karena CKB disambungkan ke Q0 dan QA, maka akan menyebabkan perhitungannya menjadi berurutan.

Pada rangkaian ini, dapat dilihat bahwa inputan clocknya memiliki prinsip kerja aktif low, sehingga keluarannya akan berubah saat inputan clocknya mencapai fall time yaitu dari 1 ke 0. Saat inputan ic counter ini divariasikan, maka akan menghasilkan keluaran sesuai dengan perubahan inputan clock. Dikarenakan inputan clocknya berupa input fall time yaitu aktif saat logika 1 ke 0, maka outputnya akan berubah secara berurutan. Pada rangkaian percobaan 2 ini, termasuk ke dalam rangkaian counter asyncronous up, hal ini dikarenakan clocknya tersambung kepada output Q. Sehingga, counter akan melakukan perhitungan dari yang terkecil hingga terbesar.

5. Video Rangkaian [Kembali]


6. Analisa [Kembali]

1. Analisa kenapa output percobaan 2a mengcounter tidak beraturan?
Pada percobaan 2a, tampak bahwa CKB tidak tersambung dengan Q0 pada IC 74LS90. Pada IC 7493, CKB juga tidak tersambung dengan output QA. Pada IC 74LS90, CKA hanya memengaruhi dan memberikan output Q0, sedangkan CKB memberikan dan memengaruhi output Q1, Q2, Q3. Pada IC 7493, CKA hanya memengaruhi dan memberikan output QA, sedangkan CKB memberikan dan memengaruhi output QB, QC, QD. Karena hal tersebut, maka IC 74LS90 dan IC 7493 tidak dapat melakukan perhitungan secara berurutan. Di sini, CKA dan CKB sama sama mendapatkan sinyal clock dari inputan clock yang sama. Namun, yang membuat IC 74LS90 dan IC 7493 tidak dapat melakukan perhitungan secara berurutan adalah perbedaan yang dipengaruhi oleh CKA dan CKB tersebut. Berdasarkan tabel pada jurnal percobaan, dapat dilihat bahwa pada inputan tertentu IC 74LS90 dan IC 7493 merupakan rangkaian asyncronous counter up, namun  perhitungannya acak dan tidak berurutan.


2. Analisa kenapa output percobaan 2b dapat mengcounter secara berurutan?
Pada percobaan 2b, pada IC 74LS90 tampak bahwa CKA mendapatkan inputan sinyal clock dari clock. CKB disambungkan dengan Q0, sehingga CKB mendapatkan inputan clock dari output CKA yaitu Q0. Sehingga CKB akan berubah setelah outputan CKA bernilai 0, hal ini karena CKB bersifat fall time (aktif saat logika 1 ke 0). Jadi, pada IC 74LS90, CKA memengaruhi dan memberikan output Q0, sedangkan CKB memberikan dan memengaruhi output Q0, Q1, Q2, Q3. Sehingga, IC 74LS90 dapat melakukan perhitungan secara berurutan dari terkecil hingga terbesar (counter up).

Pada IC 7493, CKA mendapatkan inputan sinyal clock dari clock. CKB disambungkan dengan QA, sehingga CKB mendapatkan inputan clock dari output CKA yaitu QA. Sehingga CKB akan berubah setelah outputan CKA bernilai 0, hal ini karena CKB bersifat fall time (aktif saat logika 1 ke 0). Jadi, pada IC 7493, CKA memengaruhi dan memberikan output QA, sedangkan CKB memberikan dan memengaruhi output QA, QB, QC, QD. Sehingga, IC 7493 dapat melakukan perhitungan secara berurutan dari terkecil hingga terbesar (counter up). Hal ini dikarenakan clocknya terhubung pada output Q, jadi melakukan perhitungan dari terkecil hingga terbesar.


3. Analisa kenapa output pada percobaan 2b pada IC 74LS90 hanaya bisa mengcounter sampai 9?
IC 74LS90 dapat menghasilkan keluaran yang dapat menghitung secara berurutan dan merupakan counter up, IC 74LS90 ini dapat menghitung dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan kembali ke 0 lagi dan seterusnya. IC 74LS90 berfungsi sebagai counter biner desimal. IC ini mempunyai 4 bit input yang digunakan untuk mengatur operasi perhitungan atau pemilihan output. IC 74LS90 hanya dapat mengcounter sampai 9 dikarenakan desain internalnya menggunakan decoder biner-ke-desimal (BCD). IC ini dapat menghitung dari 0 hingga 9 dalam sistem desimal, yang membutuhkan 4 bit untuk merepresentasikanangka 0 hingga 9 (0000 hingga 1001). Setiap bit output mewakili angka desimal yang diperlukan. 


4. Analisa kenapa output pada percobaan 2b pada IC 7493 bisa mengcounter sampai 15?
IC 7493 berfungsi sebagai counter biner. IC ini memiliki 4 bit input yang digunakan untuk mengatur operasi perhitungan atau pemilihan output, serupa dengan IC 74LS90. Alasan mengapa output pada IC 7493 dapat mengcounter sampai 15 adalah karena desain internalnya menggunakan JK flip-flop yang terhubung dalam rangkaian counter modulo-16. Dalam IC 7493, terdapat dua counter 4-bit yang saling terhubung. Untuk membentuk counter 8-bit atau counter modulo-16. Setiap counter 4-bit pada IC 7493 dapat menghitung dalam rentang angka biner 0000 hingga 1111 (0 hingga 15 dalam sistem desimal). Saat counter mencapai angka 15 atau 1111 dalam representasi biner, maka pada perhitungan selanjutnya output akan kembali lagi ke 0 (0000 dalam representasi biner) dan mulai menghitung lagi, begitu seterusny.

Dengan demikian, dengan menggunakan 2 counter 4-bit yang saling terhubung, IC 7493 dapat menghasilkan counter modulo-16. Artinya, IC 7493 dapat melakukan perhitungan dari 0 hingga 15 (counter up) dalam sistem desimal dan kembali lagi ke 0. 

 

7. Link Download [Kembali]
Download HTML [klik di sini]
Download video simulasi [klik di sini]
Download rangkaian simulasi [klik di sini]
Download datasheet IC 74LS90 [klik di sini]
Download datasheet IC 7493 [klik di sini]
Download Datasheet switch SPDT [klik di sini]
Download Datasheet logicprobe [klik di sini]









Entri yang Diunggulkan

TUGAS BESAR PRAKTIKUM UP & UC (MODUL 4)

  [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percob...